
Disebut Orang NAZARET
Adventus & Natal 2010 – 3
“Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.” (Matius 2:23)
Yesus Kristus dilahirkan di Bethlehem, kota Daud. Tentu sepantasnya Ia disebut orang Bethlehem. Namun Injil Matius menyatakan lain. Oleh karena Yusuf membawa Maria bersama-Nya tinggal di kota Nazaret maka dikatakan “supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.”
Persoalannya adalah kita tidak menemukan adanya nubuatan dalam Perjanjian Lama yang menunjuk pada Nazaret atau menyatakan tentang Mesias yang tinggal di kota bernama Nazaret. Natanael menegaskan hal ini dengan menyatakan “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yohanes 1:46). bagi Natanael, tidak mungkin baginya menerima perkataan Filipus. Filipus memberitahukannya bahwa ia telah menemukan Mesias yang disebut Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para Nabi. Kalau perkataan Filipus berhenti sampai disini, Natanael tentu tertarik. Namun Filipus melanjutkan dengan menyatakan Yesus, anak Yusuf dari Nazaret. (Yohanes 1:45). Ketertarikan Natanael berubah menjadi cemoohan. Natanael tersandung dengan nama Nazaret.
Yesus Kristus disebut orang Nazaret. Matius menyatakan hal ini bukan sekedar mengutip apa yang dikatakan oleh nabi-nabi. Oleh karena memang tidak ada nabi yang pernah menyebutkan soal ini. Namun Matius menyatakan penggenapan. Matius menyatakan dengan tinggalnya Yesus di kota Nazaret dan disebut orang Nazaret menggenapi apa yang disampaikan melalui nabi-nabi.
Herman Ridderbos memberikan penjelasan soal ini. Bagi Ridderbos kata “hoti” yang digunakan dalam 2:23 tidak menunjuk pada isi nubuatan nab-nabi melainkan implikasi tinggalnya Yesus di kota Nazaret. Penggenapan bukan soal nama kota Nazaret, melainkan apa akibat dari tinggalnya di kota Nazaret. Kota Nazaret menyatakan kedudukan yang rendah. Dengan tinggalnya Yesus di kota Nazaret, Ia rela meletakkan diri-Nya di tempat yang rendah, sama rendahnya dengan kota Nazaret.
Kota merupakan tumpuan hidup. Pada masa kekelaman di bawah kekuasaan Roma, Israel mengarahkan pandangannya ke Yerusalem, kota Raja. Bagi mereka, Yerusalem merupakan harapan bagi kehidupan. Mereka menanti datangnya Mesias di Yerusalem. Mereka menunggu datangnya pembebas di Yerusalem.
Peristiwa kelahiran Yesus, Mesias justru membalik tumpuan itu. Kota bukanlah harapan bagi umat manusia. Sebagaimana pula kota Nazaret bukanlah suatu yang menghalangi penggenapan Sang Mesias.
Persoalannya adalah kesejatian. Maka Yesus tidak berdebat dengan Natanael soal Nazaret. Ia tidak menyangkal maupun membelanya. Namun Ia menunjuk pada dirinya Natanael. “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yohanes 1:47). Natanael, seorang Israel. Namun ia bukan seorang Israel pendusta seperti Yakub. Ia adalah seorang Israel yang mengikuti jejak Yakub setelah bergumul dengan Allah. Natanael bukan sekedar tinggal di kota Israel, di tanah Israel, namun ia adalah seorang Israel sejati.
Selanjutnya Yesus menyatakan “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” (Yohanes 1:48) Perkataan ini menghantar Natanael mengaku “Rabi, Engkau Anak Allah. Engkau Raja orang Israel!” (Yohanes 1:49).
Apa yang membuat perubahan ini? Apakah karena Natanael kagum dengan kehebatan Yesus mengetahui di mana ia berada sebelum bertemu dengannya? Apa karena Yesus mengetahui dengan persis ia berada di bawah pohon ara? Apa arti “engkau di bawah pohon ara”?
Natanael menyatakan pengakuannya kepada Yesus. Jikalau Nazaret membuatnya tidak dapat menerima Yesus sebagai Mesias, maka pernyataaan Yesus bahwa “engkau berada di bawah pohon ara” telah membuatnya sadar bahwa Yesus adalah Mesias.
Apa hubungan pohon ara dengan Mesias? Kitab Zakharia memberikan jawabannya. Zakharia 3:10 menyatakan “Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara.” Zakharia menubuatkan datangnya jaman Mesias di mana orang-orang Israel akan bersuka dalam damai sejahtera di bawah pohon ara. Inilah gambaran nabi Zakharia akan jaman Mesias.
Natanael seorang Israel sejati, seorang yang menantikan kedamaian bagi Israel melalui kedatangan Mesias. Ia merindukan masa keemasan itu. Ia merindukan apa yang dinyatakan oleh nabi Zakharia. Dan kini ia telah menemukan jawabannya. Mesias telah datang.
Yesus Kristus melanjutkan perkataan-Nya kepada Natanael, “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yohanes 1:50-51).
Kemana mata kita ditujukan? Di mana tumpuan hidup kita? Kota demi kota bangun dan runtuh. Harapan demi harapan bangkit dan tenggelam. Kota Yerusalem kah harapan kita? Kota Nazaret kah putus-asanya kita?
Ia disebut orang Nazaret. Bukan pada kota Nazaretnya. Tetapi pada siapa yang rela disebut orang Nazaret. Siapa Dia yang datang dan menyelamatkan manusia berdosa, dan rela disebut orang Nazaret. Mari kita yang menantikan dan menyambut-Nya mengaku bersama Natanael “Engkau Anak Allah. Engkau Raja orang Israel!”