Keluar Dari MESIR
Adventus & Natal 2010 – 1
Matius 2:13-15
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
Mesir merupakan salah satu tempat yang disebut dalam peristiwa Natal. Mesir bukan nama yang asing bagi Israel. Mesir seolah-olah rahim bagi pembentukan Israel dalam hitungan ratusan tahun. Mesir sekaligus tempat penggodokan bagi Israel ketika Firaun baru muncul. Firaun yang tidak mengenal Yusuf (Keluaran 1:8) kini menjadikan Israel budak untuk memenuhi keperluan orang Mesir. Mesir menjadi ingatan yang sulit. Mesir tempat makan dan minum (Bilangan 11:4-5). Namun Mesir juga tempat perbudakan yang kejam.
Inilah kehidupan kita. Setiap kita memiliki pengalaman dengan “Mesir.” Pengalaman yang menyenangkan sekaligus pengalaman yang menyedihkan. Ada masa-masa indah yang dikenang, namun ada pula masa-masa pahit yang coba dilupakan namun justru sering kali muncul kembali. “Mesir” seolah-olah membayangi terus kehidupan kita.
(1) Bagaimana firman Tuhan berbicara tentang Mesir?
Ketika Alkitab menyebut Mesir dalam kaitan dengan peristiwa kedatangan Tuhan Yesus, Alkitab menyatakan penggenapan nubuatan Nabi (Hosea 11:1). Alkitab tidak sekedar bicara soal Mesir, tetapi Alkitab menegaskan “Dari Mesir” (out of Egypt)! Keluar dari Mesir!
Mesir mempunyai peranan yang tidak dapat diabaikan dalam sejarah umat Allah. Namun berita utama Alkitab adalah “out of Egypt.” Israel datang dan tinggal di Mesir. Namun kabar baik dinyatakan dengan “ke luar dari Mesir.” Itulah kisah Keluaran. Inilah pula kisah gereja Tuhan Yesus Kristus. Ekklesia, “dipanggil keluar!”
Israel terus menerus mengingat kembali malam yang mencekam ketika mereka akan keluar dari Mesir. Gelapnya malam itu seolah-olah lebih pekat dari malam-malam yang telah mereka lalui. Namun dalam kegelapan malam itulah, TUHAN menyatakan kasih karunia-Nya membawa mereka keluar dari Mesir.
Apa maknanya “keluar dari Mesir?” Apakah sekedar kebebasan belaka? Apakah sekedar pindah lokasi? Apakah sekedar ganti pimpinan?
Saat Israel “keluar dari Mesir,” ada satu ayat yang penting perlu kita perhatikan, yaitu Keluaran 11:7 Tetapi kepada siapa juga dari orang Israel, seekor anjingpun tidak akan berani menggonggong, baik kepada manusia maupun kepada binatang, supaya kamu mengetahui, bahwa TUHAN membuat perbedaan antara orang Mesir dan orang Israel.
Ketika Israel “keluar dari Mesir,” TUHAN berjanji tidak ada seekor anjingpun yang akan menggonggong atau menampakkan taringnya. Anjing adalah binatang kota yang mencari makanan di tempat-tempat sampah, bahkan memakan bangkai-bangkai. Dalam kitab Raja-raja, anjing memakan bangkai dari keluarga kerajaan yang korup dan tidak setia kepada TUHAN (1 Raja-Raja 14:11; 16:4; 21:19).
Janji TUHAN menyatakan tidak akan ada bangkai di Goshen, tempat Israel tinggal selama di Mesir. Anjing-anjing tidak akan menggonggong dan menampakkan taringnya. Sungguh suatu keajaiban kasih karunia TUHAN bagi umat-Nya.
Ayat ini juga menyatakan “bahwa TUHAN membuat perbedaan antara orang Mesir dan orang Israel.” Anjing yang tidak menggonggong tidak saja menyatakan damai sejahtera saat Israel “keluar dari Mesir,” namun sekaligus menyatakan perbedaan.
(2) Apa perbedaan antara orang Mesir dan orang Israel?
Mesir adalah bangsa yang penuh dengan penyembahan. Kota-kota mesir ditandai dengan kehadiran dewa-dewi yang menjadi pelindung. Salah satu dewa penting di Mesir adalah Anubis. Anubis adalah dewa kematian. Ia memegang akhir kehidupan manusia. Ia berkuasa atas kehidupan dengan kuasa kematian. Menariknya, dewa ini memiliki muka yang menyerupai anjing atau jakal.
Inilah janji TUHAN bagi Israel. “Keluar dari Mesir” bukan sekedar menjadi orang bebas apalagi sekedar pindah lokasi. “Keluar dari Mesir” bukan sekedar meninggalkan Mesir namun meninggalkan bayang-bayang kekuatan Mesir dengan segala dewanya. “Keluar dari Mesir” bukan sekedar meninggalkan Mesir namun meninggalkan semua kuasa kematian dari Mesir, kuasa Anubis yang diwakili oleh Firaun.
TUHAN berjanji anjing tidak akan menggonggong ataupun menampakkan taringnya atas umat Israel. Israel keluar dari Mesir karena tangan TUHAN yang kuat yang membawa mereka sebagai umat-Nya. Kuasa Anubis dipatahkan-Nya. Bahkan kematian berbalik menyerang Mesir atas anak- sulung Mesir.
“Keluar dari Mesir” menunjukkan perbedaan antara orang Mesir dan orang Israel oleh karena TUHAN sendiri bertindak bagi umat-Nya.
(3) Bagaimana “keluar dari Mesir” berkaitan dengan peristiwa kelahiran Yesus Kristus?
Pada masa kekuasaan kaisar Agustus (Octavian), Mesir sudah menjadi salah satu propinsi kekaisaran Roma yang agung. Setelah mengalahkan Mark Antony dan kekasihnya Cleopatra, Octavian menjadikan Mesir tidak lagi sejaya masa-masa Firaun. Mesir mulai redup. Maka apa maknanya penggenapan Matius 2:15 “Dari Mesir kupanggil anak-Ku”?
“Mesir” kini bukan lagi wilayah ataupun kerajaan. “Mesir” kini berubah wajah di dalam wajah raja Herodes. Ia kini menyerupai Firaun yang memerintahkan pembunuhan anak-anak laki-laki di Bethlehem. “Mesir” dapat muncul dimana-mana bahkan di dalam manusia siapapun sepanjang masa. Oleh karena hasrat ingin memperbudak dan menguasai sesama tidak padam.
Namun berita Alkitab tetap sama, yaitu “keluar dari Mesir.” Kekuasaan Herodes bukanlah tanpa batas. Ia ingin seperti Anubis yang menentukan kematian. Namun ia sendiri akhirnya mati. Kuasanya dipatahkan. Yusuf dan Maria kembali dari Mesir setelah Herodes mati.
Dengan kedatangan-Nya, Tuhan Yesus Kristus menggenapi “keluar dari Mesir.” Israel sekalipun telah “keluar dari Mesir,” membiarkan hidup mereka tetap dikuasai oleh Mesir. Bayangan kematian dibiarkan berkuasa selama di padang gurun. “Mesir” tetap berkuasa atas kehidupan mereka. Tidak demikian dengan Yesus Kristus. Ia adalah Allah Allah. “Dari Mesir Ku panggil Anak-Ku.”
Inilah berita natal bagi kita. Kita dibebaskan bukan sekedar untuk bebas namun berjalan di dalam Terang yang sesungguhnya, yang telah datang ke dunia.
Selamat Hari Natal.